Bangunan SDN Tebel Rusak dan Sering Banjir, Proses Belajar Pindah ke Mushala


SIDOARJO (sidoarjofile.com) — Sejumlah ruang kelas di SDN Tebel, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo mengalami kerusakan parah. Kayu penyangga dan plafon yang lapuk membuat kegiatan belajar mengajar terganggu. Ironisnya, saat hujan deras turun, area sekolah juga kerap terendam banjir.

Kondisi tersebut kontras dengan dua ruang kelas lain yang baru saja direnovasi. Sementara delapan ruang kelas lain, terutama untuk siswa kelas V dan VI, kini tidak lagi layak digunakan karena banyak bagian atap dan kusen kayunya sudah rapuh dimakan usia.

Kepala SDN Tebel, Endah, S.Pd., M.Pd., mengatakan bahwa kegiatan belajar terpaksa dipindahkan ke mushala sekolah dan dilakukan secara bergiliran. Hal ini untuk menghindari risiko plafon ambruk yang sebelumnya sudah pernah terjadi.

“Beberapa waktu lalu plafon sempat jatuh, sekarang sisa kayu-kayunya masih menggantung dan bisa saja ambruk kapan saja. Kami khawatir kalau hal itu terjadi saat siswa sedang belajar,” ujar Endah, Rabu (12/11).

Selain kerusakan fisik, banjir juga menjadi masalah rutin setiap musim hujan. Air dari jalan raya di depan sekolah kerap meluap masuk ke area sekolah, memperparah kondisi ruang kelas yang sudah rusak.

“Saluran pembuangan air di depan sekolah kecil dan tidak mampu menampung limpahan air. Akibatnya halaman dan sebagian ruang kelas selalu tergenang,” tambah Endah.

Endah berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih terhadap kondisi sekolahnya. Meski tahun ini sudah ada pembangunan untuk ruang kelas I dan II, ia berharap ruang kelas V dan VI bisa menjadi prioritas renovasi pada tahun 2026.

“Ruang kelas itu sudah tidak layak untuk kegiatan belajar mengajar. Kami berharap segera ada pembangunan baru,” ujarnya.

Sementara itu, anggota Komisi C DPRD Sidoarjo, Dr. Emir Firdaus, mengaku prihatin dengan kondisi SDN Tebel. Ia menilai kerusakan serupa juga terjadi di sejumlah sekolah lain di Sidoarjo.

“Banyak ruang kelas di Sidoarjo yang kondisinya sudah lapuk dan membahayakan siswa. Pemerintah harus segera bertindak,” kata politisi PAN tersebut.

Menurut Emir, keterbatasan anggaran pendidikan menjadi kendala utama. Karena itu, ia mendorong agar pemerintah daerah menggandeng dunia usaha untuk menyalurkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) guna membantu renovasi sekolah yang rusak.

“CSR bisa menjadi solusi cepat untuk pembangunan ruang kelas baru yang sudah tidak layak. Kami berharap Dinas Pendidikan segera bergerak,” tegas Emir.

 (Abidin)



أحدث أقدم
sidoarjofile.com - Menguak Yang Tersembunyi